Minggu, 21 Februari 2016

Mengenal Jamur

JAMUR, tanaman heterotrofik yang kehidupannya bergantung organisme lain

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil za-zat makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan senyawa pati dari organisme lain.

Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya seperti benang halus, panjang, dan kadang bercabang), bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh karena itu, jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang kehidupannya bergantung organisme lain. Diseluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat.

Dari ribuan jenis tersebut ada jamur yang merugikan dan ada jamur pula yang menguntungkan. Jamur yang merugikan adalah berbagai jenis jamur (fungi) penyebab penyakit pada manusia dan tanaman, misalnya menyebabkan keracunan saat dikonsumsi; menjadi sumber penyakit kulit seperti panu, kadas, dan kurap; atau jamur yang menyebabkan kayu cepat lapuk.

Jamur menguntungkan adalah berbagai jenis jamur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya untuk menghancurkan sampah organik, menghasilkan antibiotik untuk obat; atau jamur yang bermanfaat dalam pembuatan tempe, oncom, dan alkohol. Termasuk jenis yang menguntungkan adalah jamur konsumsi, yaitu jamut yang dapat dimakan tanpa menimbulkan efek racun. Jenisnya antara lain jamur kuping, jamut tiram, merang, shiitake, champignon, dan jamur barat.

Saat ini jamur merang, kuping, tiram, shiitake, dan jamur champignon sudah dibudidayakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat. Sementara itu, jamur barat belum bisa dibudidayakan  dan kebutuhannya masih sangat tergantung dari alam. Jika musimnya tiba, jamur ini banyak di jual di sepanjang jalan raya Bandung-Sumedang, tepatnya di kawasan Cadas Pangeran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar